
Hari itu menjadi hari yang sibuk buat saya. Pekerjaan silih berganti datang menghantui. Dan ketika suatu pekerjaan datang bagaikan hantu bagi kita, yakin saya klo itu akan menjadikan kita benci, sebel dan berharap bahwasanya bukan kita yang mendapatkan kerjaan itu. Kenapa bukan orang lain saja? Dan benar saja, hantu-hantu itu membuat sakit kepala Ini....nyut....nyut.....nyut. (maka nya anggap pekerjaan sebagai pacar.....pasti selalu ditunggu kapan balik lagi he3)
Pekerjaan itu terus datang menghantui. Tak terasa lirih kumandang Adzan Sholat Jum'at terdengar dari masjid dekat kantor. Saya pun bergegas mensegerakan menuju masjid untuk menjalankan perintah-Nya.
Sampai di masjid, saya mencari tempat yang masih kosong. Saya liat ada tempat kosong di tengah-tengah bapak tua dan karyawan muda, saya pun segera menuju tempat itu.
Saya liat bapak tua tadi khusuk berdzikir diatas sajadah nya yang bagus. Saya juga liat karyawan muda yang sedang enak menunduk ngantuk diatas sajadah nya yang tak kalah bagus dari bapak tua. Mungkin sama seperti saya, keseringan saat-saat khotbah biasa saya gunakan untuk beristirahat sebentar dari rutinitas kantor. Ironis memang, khotbah jum'at yang seharus nya menjadi wahana untuk mengingat Allah menjadi waktu yang paling enak untuk beristirahat sejenak melepas penat akibat kejaran hantu-hantu pekerjaan. Nyut....nyut...nyut....... Sakit kepala saya akibat kejaran sang hantu datang lagi. Iri rasa nya melihat orang-orang di samping saya, bapak tua yang khusuk dengan dzikir nya dan karyawan muda yag asik dengan lamunan nya. Mereka asyik dengan kegiatan nya masing-masing, beda dengan saya yang menahan sakit kepala ini.
Setelah hampir 1/2 (setengah) jam berkhotbah, akhir nya khotib turun dari mimbar nya. Dan itqomat pun dikumandangkan oleh sang muadzin. Astaghfirullah....beranjak bangun dari duduk kepala saya makin sakit. "Gmn nanti klo sujud?" pikir saya. Saya liat kanan - kiri saya, bapak tua yang khusuk dengan zikir nya dan karyawan muda yang asik dengan lamunan nya juga sudah beranjak dari duduk nya. Melihat sajadah yang terbentang di depan kedua orang disamping saya dan rasa sakit kepala ini yang terus menyerang, saya berharap salah satu dari kedua orang disamping saya mau berbaik hati untuk membagikan sedikit saja dari sajadah mereka....mungkin ujung nya saja....paling gak untuk alas kening saya sujud, agar sujud saya makin khusuk..tidak terganggu dengan rasa sakit kepala ini.
Allahu Akbar.....takbiratul ikram telah terucap dari Imam Sholat tanda sholat jama'ah sudah dimulai. Pak Tua terlihat khusyuk takbir mengikuti takbiratul ikram sang Imam (tanpa membagi sedikit saja dari sajadah nya), pun dengan sang karyawan.....terlihat khusuk memulai sholat (juga tanpa membagi sedikit saja dari sajadah nya).
Dalam hati hanya berkata "Kenapa tadi gak bawa sajadah dari kantor? cb tadi bawa, pasti bakalan enak buat sujud". Dan terbukti, ketika sujud datang......kepala ini makin terasa seperti mau pecah (kaca kali pecah, h3).
Dua rakaat telah kami jalani, sholat Jum'at jamaah pun selesai. Selesai sholat, kami (saya, pak tua dan karyawan muda) saling bejabat tangan erat layak nya sodara. Bapak tua dan karyawan muda pun merapikan bagus sajadah mereka. Melihat bagus nya sajadah mereka dalam hati saya hanya bertanya "Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku?". Saya gak minta banyak, saya hanya minta dibagi secuil saja dari sajadah mu wahai sodara ku untuk alas kening ini agar semakin khusuk menghadap Allah....tuhan saya dan tuhan kalian semua.
Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku..........? Belum saling kenal memang kita karena kita baru bertemu kali ini, di rumah Allah ini. Tapi bukan kah sesama muslim itu adalah sodara, biarpun kita baru bertemu kali ini? Dan jabatan erat tangan mu tadi bukan kah cukup menandakan bahwa kita ini memang adalah sodara, gak ada permusuhan kan diantara kita? Klo kita memang sodara, kenapa kita tidak saling berbagi? bukan kah kita dari kecil sudah diajarkan bahwasany sesama kita apalagi sesama muslim untuk saling berbagi? Banyaknya kisah serta tauladan Nabi dan sahabat tentang berbagi rasanya cukup mengajarkan kita untuk berbagi. Bukan nabi memang kita, jauh dari sifat sahabat yang bahkan saling berlomba-lomba untuk berbagi memang kita. Tapi masa iya, untuk berbagi sedikit saja dari sajadah mu untuk alas kening saya untuk sujud kita harus hidup dijaman Nabi.
Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku..........? Apa karena saya gak meminta tolong kepada kalian? "Pak, tolong bagi secuil saja sajadah mu untuk alas kening saya sujud". Apakah perlu saya ungkapkan permohonan tolon itu? Bukan kah kita dari kecil juga diajarkan untuk saling tolong menolong? Dan saya yakin bahwasanya pertolongan kamu, aku dan kita jauh lebih bermakna jika diberikan kepada mereka yang membutuhkan tanpa harus mereka meminta nya.
Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku..........? Apa karena sajadah bagus mu simbol kekayaan mu? Tau saya bahwasanya dalam beribadah kepada Allah kita di sunahkan untuk memakai yang terbaik dari apa yang kita miliki. Tapi jangan sampai sajadah bagus mu menjadikan mu Ria, jangan sodara ku!. Bukan kah kekayaan mu itu semua hanya titipan-Nya? Dan yakin saya klo Allah akan sangat bangga kepada kamu seumpama titipan-Nya digunakan untuk berbagi, untuk menolong sesama.
Jum'at 15 Mei 2009.......
Saya berangkat sholat Jum'at dengan membawa sajadah dan tentu saja bukan untuk menunjukan kekayaan atau untuk ber sombong ria, karena memang sajadah itu bukan milik saya. Alhamdulillah saya punya kesempatan untuk berbagi sajadah yang saya bawa dengan orang disamping saya sholat. Semoga orang yang disamping saya ini semakin khusuk dengan pembagian secuil dari sajadah yang saya bawa.
Tapi di depan saya, ironis........masih ada seorang laki-laki muda yang disamping nya tidak membawa sajadah tapi dengan tanpa rasa bersalah sajadah yang dia bawa.....dia lipat menjadi dua......biar lebih empuk mungkin atau mungkin dia sedang sakit kepala luar biasa sehingga perlu alas kening yang ekstra tebal agar dia khusuk sujud di hadapan ya, semoga saja demikan.
Semoga jum'at depan 22 Mei 2009........saya tidak lagi melihat hal yang demikian lagi. Semoga tidak ada lagi sodara kita yang kurang nyaman dalam sujud kepada-Nya hanya karena sodara kita yang lain nya tidak mau membagi sajadah nya kepada sesama. Amin.