Jumat, 15 Mei 2009

Sodara ku, kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku?

Jum'at 8 Mei 2009.....
Hari itu menjadi hari yang sibuk buat saya. Pekerjaan silih berganti datang menghantui. Dan ketika suatu pekerjaan datang bagaikan hantu bagi kita, yakin saya klo itu akan menjadikan kita benci, sebel dan berharap bahwasanya bukan kita yang mendapatkan kerjaan itu. Kenapa bukan orang lain saja? Dan benar saja, hantu-hantu itu membuat sakit kepala Ini....nyut....nyut.....nyut. (maka nya anggap pekerjaan sebagai pacar.....pasti selalu ditunggu kapan balik lagi he3)
Pekerjaan itu terus datang menghantui. Tak terasa lirih kumandang Adzan Sholat Jum'at terdengar dari masjid dekat kantor. Saya pun bergegas mensegerakan menuju masjid untuk menjalankan perintah-Nya.
Sampai di masjid, saya mencari tempat yang masih kosong. Saya liat ada tempat kosong di tengah-tengah bapak tua dan karyawan muda, saya pun segera menuju tempat itu.
Saya liat bapak tua tadi khusuk berdzikir diatas sajadah nya yang bagus. Saya juga liat karyawan muda yang sedang enak menunduk ngantuk diatas sajadah nya yang tak kalah bagus dari bapak tua. Mungkin sama seperti saya, keseringan saat-saat khotbah biasa saya gunakan untuk beristirahat sebentar dari rutinitas kantor. Ironis memang, khotbah jum'at yang seharus nya menjadi wahana untuk mengingat Allah menjadi waktu yang paling enak untuk beristirahat sejenak melepas penat akibat kejaran hantu-hantu pekerjaan. Nyut....nyut...nyut....... Sakit kepala saya akibat kejaran sang hantu datang lagi. Iri rasa nya melihat orang-orang di samping saya, bapak tua yang khusuk dengan dzikir nya dan karyawan muda yag asik dengan lamunan nya. Mereka asyik dengan kegiatan nya masing-masing, beda dengan saya yang menahan sakit kepala ini.
Setelah hampir 1/2 (setengah) jam berkhotbah, akhir nya khotib turun dari mimbar nya. Dan itqomat pun dikumandangkan oleh sang muadzin. Astaghfirullah....beranjak bangun dari duduk kepala saya makin sakit. "Gmn nanti klo sujud?" pikir saya. Saya liat kanan - kiri saya, bapak tua yang khusuk dengan zikir nya dan karyawan muda yang asik dengan lamunan nya juga sudah beranjak dari duduk nya. Melihat sajadah yang terbentang di depan kedua orang disamping saya dan rasa sakit kepala ini yang terus menyerang, saya berharap salah satu dari kedua orang disamping saya mau berbaik hati untuk membagikan sedikit saja dari sajadah mereka....mungkin ujung nya saja....paling gak untuk alas kening saya sujud, agar sujud saya makin khusuk..tidak terganggu dengan rasa sakit kepala ini.
Allahu Akbar.....takbiratul ikram telah terucap dari Imam Sholat tanda sholat jama'ah sudah dimulai. Pak Tua terlihat khusyuk takbir mengikuti takbiratul ikram sang Imam (tanpa membagi sedikit saja dari sajadah nya), pun dengan sang karyawan.....terlihat khusuk memulai sholat (juga tanpa membagi sedikit saja dari sajadah nya).
Dalam hati hanya berkata "Kenapa tadi gak bawa sajadah dari kantor? cb tadi bawa, pasti bakalan enak buat sujud". Dan terbukti, ketika sujud datang......kepala ini makin terasa seperti mau pecah (kaca kali pecah, h3).
Dua rakaat telah kami jalani, sholat Jum'at jamaah pun selesai. Selesai sholat, kami (saya, pak tua dan karyawan muda) saling bejabat tangan erat layak nya sodara. Bapak tua dan karyawan muda pun merapikan bagus sajadah mereka. Melihat bagus nya sajadah mereka dalam hati saya hanya bertanya "Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku?". Saya gak minta banyak, saya hanya minta dibagi secuil saja dari sajadah mu wahai sodara ku untuk alas kening ini agar semakin khusuk menghadap Allah....tuhan saya dan tuhan kalian semua.
Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku..........? Belum saling kenal memang kita karena kita baru bertemu kali ini, di rumah Allah ini. Tapi bukan kah sesama muslim itu adalah sodara, biarpun kita baru bertemu kali ini? Dan jabatan erat tangan mu tadi bukan kah cukup menandakan bahwa kita ini memang adalah sodara, gak ada permusuhan kan diantara kita? Klo kita memang sodara, kenapa kita tidak saling berbagi? bukan kah kita dari kecil sudah diajarkan bahwasany sesama kita apalagi sesama muslim untuk saling berbagi? Banyaknya kisah serta tauladan Nabi dan sahabat tentang berbagi rasanya cukup mengajarkan kita untuk berbagi. Bukan nabi memang kita, jauh dari sifat sahabat yang bahkan saling berlomba-lomba untuk berbagi memang kita. Tapi masa iya, untuk berbagi sedikit saja dari sajadah mu untuk alas kening saya untuk sujud kita harus hidup dijaman Nabi.
Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku..........? Apa karena saya gak meminta tolong kepada kalian? "Pak, tolong bagi secuil saja sajadah mu untuk alas kening saya sujud". Apakah perlu saya ungkapkan permohonan tolon itu? Bukan kah kita dari kecil juga diajarkan untuk saling tolong menolong? Dan saya yakin bahwasanya pertolongan kamu, aku dan kita jauh lebih bermakna jika diberikan kepada mereka yang membutuhkan tanpa harus mereka meminta nya.
Sodara ku, Kenapa tak kau bagi sajadah mu untuk ku..........? Apa karena sajadah bagus mu simbol kekayaan mu? Tau saya bahwasanya dalam beribadah kepada Allah kita di sunahkan untuk memakai yang terbaik dari apa yang kita miliki. Tapi jangan sampai sajadah bagus mu menjadikan mu Ria, jangan sodara ku!. Bukan kah kekayaan mu itu semua hanya titipan-Nya? Dan yakin saya klo Allah akan sangat bangga kepada kamu seumpama titipan-Nya digunakan untuk berbagi, untuk menolong sesama.
Jum'at 15 Mei 2009.......
Saya berangkat sholat Jum'at dengan membawa sajadah dan tentu saja bukan untuk menunjukan kekayaan atau untuk ber sombong ria, karena memang sajadah itu bukan milik saya. Alhamdulillah saya punya kesempatan untuk berbagi sajadah yang saya bawa dengan orang disamping saya sholat. Semoga orang yang disamping saya ini semakin khusuk dengan pembagian secuil dari sajadah yang saya bawa.
Tapi di depan saya, ironis........masih ada seorang laki-laki muda yang disamping nya tidak membawa sajadah tapi dengan tanpa rasa bersalah sajadah yang dia bawa.....dia lipat menjadi dua......biar lebih empuk mungkin atau mungkin dia sedang sakit kepala luar biasa sehingga perlu alas kening yang ekstra tebal agar dia khusuk sujud di hadapan ya, semoga saja demikan.
Semoga jum'at depan 22 Mei 2009........saya tidak lagi melihat hal yang demikian lagi. Semoga tidak ada lagi sodara kita yang kurang nyaman dalam sujud kepada-Nya hanya karena sodara kita yang lain nya tidak mau membagi sajadah nya kepada sesama. Amin.

Senin, 04 Mei 2009

Benarkah dunia ini panggung sandiwra........?

" Dunia ini......panggung sandiwara.....cerita nya mudah berubah......."
Itulah sepenggalan bait dari lagu "dunia panggung sandiwara''. Lagu ini, malam ini....malam selasa 4 April 2009 mengalun dari mulut seorang kawan yang kebetulan lagi patah hati karena cinta nya di duakan oleh cowok nya. " Kaya cerita sinetron.......'' saya bilang bgitu......dan dia jawab peryataan saya dengan nyanyian "Dunia panggung sandiwara"
Oke Brader.......bukan soal teman saya yang lagi putus cinta yang mau saya tulis pada TULISANAWI kali ini. Saya kok tertarik dengan judul lagu yang barusan dilantunkan oleh teman saya. "Dunia ini panggung sandiwara"
Brader........benar gak sie dunia ini panggung sandiwara?
Brader.....seperti yang kita tau bahwasanya dalam panggung sandiwara setiap insan punyai peranan penting yang mempengaruhi bagus tidak nya sandiwara tersebut. Setiap kita dapat satu peranan yang harus kita maenkan.....ada peran wajar....ada peran berpura-pura. Suatu sandiwara tidak akan menjadi menarik, tidak akan menjadi tontonan yang enak dilihat kalau semua dari kita menjadi peran protagonis. Suatu sandiwara juga tidak akan membawa hanyut penonton ke alur cerita jika setiap dari kita menjadi antagonis. Suatu sandiwara tentunya akan enak dinikmati jika setiap dari kita masing-masing memainkan peranan yang diberikan oleh si sutradara dengan penghayatan dan pendalaman materi secara optimal. Kalau memang kita di beri peran sebagai orang baik, maka berperan lah sebagai orang baek biarpun penonton kadang terhanyut dan bilang bahwasnya kita ini orang bodoh, bukan lagi orang yang baik. Pun sebaliknya jika kita diberi peran oleh si sutradara sebagai orang jahat, maka berperan lah sebagai penjahat ulung...biarpun di jalanan...di luar panggung kita harus berhadapan dengan kemarahan penonton....karena itulah bukti bahwasanya peran yang kita maen kan berhasil.....berhasil membawa penonton ke alur sandiwara.
Brader......
Keberhasilan aktor atau aktris dalam panggung sandiwara biasanya di akhir taon akan mendapat kan penghargaan atau award yang menyatakan bahwasanya si aktor atau aktris tersebut telah berhasil....telah menjalankan peranan yang diberikan oleh si sutrada dengan maksimal. Penonton senang......sutradara bahagia........insan perfileman puas dengan akting si aktor. Award ini akan menjadi suatu kebanggan bagi si aktris.....bahwasanya dia telah berhasil, succes dengan peran yang dipercayakan kepada nya. Satu catatan kawan, penghargaan atau award ini tidak hanya diberikan kepada mereka yang memerankan peran baek, Penghargaan atau award diberikan pula pada mereka yang berperan sebagai penjahat yang benar-benar dengan peran jahat nya telah membawa penonton ke alur cerita sandiwara yang dipanggungkan.
Brader.......
Kalau memang dunia ini panggung sandiwara. Maka setiap kita di dunia ini sedang menjalankan satu peran yang telah diberikan oleh si sutradara. Kalau memang dunia ini panggung sandiwara, maka penonton, sutrada dan insan perfilman yan berhak memberikan suatu penghargaan atau award atas keberhasilan kita menjalankan peranan kita di dunia hanya Allah SWT.
Dan untuk mendapatkan award dari Allah SWT maka kita harus total menjalani peranan yang telah diberikan-Nya. Dan award yang dijanjikan oleh Allah di ajang penghargaan nanti adalah tentunya Syurga bukan neraka, karena seperti yang saya bilang diatas tadi bahwa yang namanya award pasti sifatnya membuat bangga bagi si penerima award.
Brader.....
Andai saja benar dunia ini panggung sandiwara. Maka hanya golongan aktor yang konsisten/tawakal dengan peran yang dia emban yang akan menerima award. Yang akan menerima award dari Allah berupa syurga yaitu mereka aktor baek/sholeh yang benar-benar menjalankan peranan nya sebagai orang sholeh yang terkadang dianggap oleh kita sebagai manusia bodoh dengan segala sifat dan perilaku ke sholehan nya. Yang akan menerima award dari Allah adalah mereka para penjahat yang totali dengan kejahatan nya sehingga selama hidup di dunia dia selalu dibenci oleh ibu-ibu rumah tangga penonton sinetron.....penonton yang telah terbuai dengan acting si penjahat.
Brader.............Mungkinkah dunia ini panggung sandiwara?
Kalau memang dunia ini panggung sandiwara.Saya ulangi lagi bahwa Untuk mendapatkan award berupa syurga nya Allah maka kita harus total dalam menjalankan peranan kita, jadilah orang sholeh se sholeh-sholeh nya sampai suatu saat kita dibilang orang bodoh, orang gila, orang kolot karena masih memegang ajaran agama ditengah kehidupan yang serba modern ini. Jadilah aktor yang total dalam menjalankan peran yang telah diberikan sutradara, Bahkan kalau kita dipercaya mendapatkan peranan jahat.....maka jadilah penjahat yang sejahat-jahat nya. Buat seluruh dunia membenci kita dengan kejahatan kita bukti keberhasilan acting kita. Benarkah dunia ini panggung sandiwara? Entah lah.....hanya Allah yang tau....karena Dia Rob yang maha tau.

Jumat, 01 Mei 2009

Bermanfaat kah teknologi itu.......?

Jum'at 01 Mei 2009....tepat pukul 15.00 WIB suara Adzan bergema di kantor saya ''Allahu Akbar.......Allahu Akbar"
Wait...wait.....wait.....tunggu dulu, suara Adzan bergema di kantor......? Yups, salah satu dari laptop kami dikantor telah di install program adzan otomatis yang setiap masuk waktu adzan maka kumandang adzan akan bergema dengan sendiri nya.
Karena akan keluar ke lapangan, saya men-segerakan sholat ashar (biasanya sie nanti-nanti he3). Setelah ambil wudhu..saya langsung sholat. Di rakaat ke-2.....sayu-sayu dari kejauhan sana saya dengar kumandang adzan dari masjid.
Hari ini, sabtu 02 Mei 2009.......saya teringat kejadian saya kemarin itu. Saya berpikiran ini software adzan yang terlalu cepat atau muadzin yang terlambat adzan. Pemikiran saya terus berkembang, inget dengan program di salah satu televisi mengenai program adzan otomatis....(Ketik REG (spasi) Adzan.....kirim ke ".....") dan melihat kondisi di kantor saya bekerja, pikiran saya lantas berwisata "andai" suatu saat smua orang sudah memiliki program/software ini......maka......maka dan maka......
Maka apa yang akan terjadi kawan? Sebelumnya saya akan bercerita tentang kondisi kantor tempat saya bekerja. Di kantor tempat saya bekerja...alhamdulillah teman-teman saya rajin smua untuk beribadah.....dan kantor pun sangat mendukung hal ini. Satu yang saya amati.....belakangan ini....dengan ada nya program/software adzan otomatis ini.....teman-teman sepertinya sudah bergantung pada software ini....tidak lagi mencoba mencuri dengar sautan adzan dari masjid yang di lafadzkan oleh muadzin.
Melihat perkembangan teknologi yang sangat pesat.....lantas saya ber andai-andai.....andai semua orang sudah mempunyai HaPe yg mumpuni untuk di install software adzan ini.....dengan alasan utama bisa menunaikan sholat di awal waktu semua orang ramai-ramai install Software ini lantas semua orang tidak lagi berupaya mencuri dengar suara Adzan yang dilafadzkan oleh muadzin dari masjid......dan men segerakan sholat di tempat dia berada waktu itu (kantor kah.....pasar kah....atw rumahkah)
Lebih jauh lagi saya ber andai-andai......andai suatu saat smua masjid di dunia...y di Indonesia saja dulu lah sudah memiliki suatu system audio yang canggih.....tidak menutup kemungkinan dengan alasan utama bisa mensegerakan sholat di awal waktu......smua masjid di Install kan software tersebut.....(karena suara adzan di sofware ini juga bagus2...beda dengan suara muadzin yg terkadang suara nya maap ''cempreng".......maap).
Mungkin pikiran saya terlalu jauh......saya berpikiran mungkin suatu saat masjid-masjid kita berdiri dengan megah nya....dengan system audio yang begitu canggih nya.....dengan suara Adzan yang begitu merdu nya yang selalu tepat waktu......tapi tidak ada lagi muadzin yang mengkumandangkan langsung lafadz adzan tersebut. Dengan melihat perkembangan teknologi yang begitu pesat, saya kok condong ke percaya dengan "andai-andai" saya bisa segara terjadi....5th.....10th.....atw 20th lagi?
Dan ketika masjid-masjid berdiri dengan megah nya,tp sepi akan umat yan beribadah.......Dan ketika tidak lagi terdengar suara Adzan dari dalam masjid.....(menurut saya maksud nya adzan yang dikumandangkan langsung oleh muadzain)......."maka".
Lantas saya berpikir......."Bermanfaat kah teknologi itu.....?"........atw teknologi itu semakin mendakatkan kita kepada "maka"